BookTalks: Perkumpulan Anak Luar Nikah
“cinta butuh dua arah. hubungan butuh dua arah. kalau aku mati-matian nyoba bawa Indonesia ke arah yang lebih baik, tapi orang-orang di sana cuma pengin berkubang di situ-situ aja, mana bisa?"
-342
judul: Perkumpulan Anak Luar Nikah
penulis: Grace Tioso
halaman: 390 hal
penerbit: Noura Books
personal rate: 5/5
Sisi historis yang penulis angkat di buku ini adalah persoalan diskriminasi etnis dan struggle yang dihadapi masyarakat Tiongoha-Indonesia di era 90-an. di mana, saat itu banyak dari mereka yang tidak jelas status kewarganegaraannya. Di masa itu, (Orde Baru) hak-hak masyarakat Tionghoa dibatasi, termasuk penggunaan nama yang berbau china yang harus diubah menjadi nama Indonesia (misal "Liem" menjadi "Salim") karena semua hal yang berkaitan dengan china dilarang. Selain itu, status kewarganegaraan juga diwajibkan menjadi WNI, meskipun orang-orang chinese telah lama berada di Indonesia sebelum era Orde Baru, bahkan dari mereka juga banyak yang belum pernah menginjakkan kaki di china. Namun, untuk memperoleh status WNI bukanlah hal yang mudah. selain biayanya yang tidak murah, persyaratannya pun sangat rumit dan butuh waktu lama.
terutama bagi warga keturunan Tionghoa yang sudah menikah yang tidak dapat mendaftarkan pernikahan mereka ke catatan sipil tanpa SBKRI, sehingga anak-anak mereka terdaftar sebagai "Anak Luar Nikah" dalam akta kelahirannya.
Main character dalam buku ini, Martha, seorang perempuan cerdas yang mendapat beasiswa di University of Singapore (UoS). Martha sudah cukup lama menetap di Singapur, selain karena menempuh pendidikan, dia dan suaminya yang juga bekerja sebagai Assistant Professor itu memutuskan untuk menetap.
dari jarak jauh, Martha mengelola akun twitter bersama sepupunya, Yuni yang mengupas tuntas fakta tentang politikus indonesia. harapannya bisa membuat masyarakat jadi lebih bijak ketika memilih calon pemimpin. Martha yang juga disibukkan dengan rutinitasnya sebagai ibu rumah tangga itu, namanya tiba-tiba mencuat akibat blog pribadi nya di masa lalu yang mendadak viral. Pemalsuan dokumen beasiswa.
kejadian ini membuat Martha harus menanggung masalah yang bertubi-tubi. sidang terkait pemalsuan dokumen, belum lagi hubungannya dengan Ronny yang perlahan merenggang.
ngga cuma ngebahas soal sejarah, tapi buku ini juga menceritakan bagaimana eratnya persahabatan Martha dengan kedua sahabatnya, Fanny dan Linda. bagaimana kehidupan keluarga mereka yang pastinya punya trauma dari kejadian di masa lalu.
Dampak dari kerusuhan di masa itu ngga cuma memengaruhi perilaku sosial
mereka, tetapi juga memengaruhi
hubungan dengan keluarga mereka, Kekhawatiran dan trauma yang mereka alami membuat mereka memilih untuk jauh dari keluarga di Indonesia.
seperti Ronny, suami Martha yang tidak pernah mau menginjakkan kaki ke Indonesia karena waktu kecil ibu dan kakak perempuannya nyaris diperkosa oleh para pelaku kerusuhan itu.
buku historical fiction yang imersif dan menyenangkan buat dibaca. Must read!